Pernah dengar sebaris judul diatas sebelumnya gak? Iya, itu tadi judul lagu dari sebuah band beraliran jazz, Maliq n’ D’essential. Tapi bukan lagunya yang akan kita bahas disini, melainkan seberapa pentingnya sih ketiga komponen pemberian Allah S.W.T tersebut.
“Pelajaran bukan sekedar apa yang kalian dapatkan di bangku sekolah. Lingkungan sekitar, disanalah kalian akan mendapatkan ilmu. Ilmu kehidupan.” Itulah kalimat yang saya kutip dari guru Bahasa Indonesia saya. Yapp, saya setuju sekali dengan statement tadi.
Ilmu kehidupan berbeda dengan ilmu mata pelajaran yang kita dapatkan setiap hari. Dia nggak butuh rumus atau teori. Intensitas mendapatkannya pun tidak terjadwal seperti saat sekolah. Ilmu yang nggak selalu didapat dari sebuah instansi resmi pemerintah. Terus apa dong? Ilmu yang bisa kita dapat dimana saja dan kapan saja. Ilmu yang bisa didapat selama kita mau membuka mata, hati, dan telinga.
Sekedar cerita, kemarin Rabu saya memilih mengerjakan tugas bersama teman-teman di taman Bungkul (sekaligus resfreshing dan jalan-jalan. Hari itu kebetulan sekolah saya meliburkan anak kelas X, karena kakak kelas XII sedang try out diknas). Dan disana saya melihat sebuah perjuangan dari seorang anak SD yang baru saja pulang sekolah, dan langsung menjajakan korannya. Badgenya masih kelas 2 SD. Tasnya merah, dan saya rasa bukan merah lagi warnanya. Warna bajunya pun juga sudah terlihat putih lusuh.Lantas ia menawarkan korannya pada saya dan kelompok saya.
“Mbak beli korannya po’o mbak. Duitnya mau saya buat sekolah mbak.” Ucapnya dengan logat Surabaya yang sangat kental. Entah itu strategi dagang atau bagaimana, tapi saya memutuskan untuk membeli satu koran dagangan nya. Disana saya melihat sebentuk perjuangan, dari seorang anak kelas 2 SD yang berusaha mengumpulkan pundi-pundi rejeki demi kehidupan masa depannya kelak. Ia masih ingin bersekolah.
Nggak ada satupun yang bisa meruntuhkan semangat anak tadi. Dia juga tidak mau bertekuk lutut pada keadaan yang dia alami. Inilah suatu hal yang dapat diambil sebagai pelajaran. Selama kita mau membuka mata, untuk melihat sekitar. Bersedia membuka hati demi sebuah pelajaran. Mau mendengarkan petuah yang membangun diri. Jika anak tadi bisa memiliki semangat yang begitu kuatnya, kenapa kita tidak? Padahal hidupnya jauh lebih rumit dan penuh perjuangan.
6 komentar:
17 Februari 2011 pukul 08.33
sapa yang tidak bersetuju dengan penyataan kamu pasti dia seorang yang masih bego...malah apa lagi mau menilai erti kehidupan itu sendiri,pasti ngga bisa kan...
17 Februari 2011 pukul 08.52
@Ghost
ya btul. Berarti dia masih belum bisa melihat/merasakan betapa pentingya arti kehidupan...
semoga yang membaca ini bisa sdikit tau apa itu arti kehidupan
19 Februari 2011 pukul 20.43
kehidupan sarat pilihan,
membuat pilihan itu kdg sukar,
namun ilmu ketuhanan mengajarnya menjadi mudah...
2 Maret 2011 pukul 18.12
Nice blog..
Nice posting..
:)
May i have your email ?
Thanks
29 Mei 2012 pukul 01.00
wah infonya bagus sob..
sangat bermanfaat & lengkap lagi..
makasih ya :)
salam kenal :)
#Happy BLogging :D
22 Juli 2012 pukul 19.33
salam kenal ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya!terimakasih ...
Posting Komentar