What's Your Goal?

Minggu, 13 Februari 2011
                Sebelumnya, ada pertanyaan seperti ini  “ Apa keinginanmu minggu depan?”  dan lagi-lagi saya mendengar jawaban yang seperti ini “Ya belum tahu, lihat nanti saja.”  Dengan jawaban yang seperti itu saya suka membuat kesimpulan sendiri, bahwa orang itu terkesan seperti orang yang nrimo pada suatu keadaan. Padahal ketidaktahuan kita pada keinginan diri itu menunjukkan bahwa kita tidak punya suatu bentuk kesungguhan untuk mengubah angan-angan menjadi sebuah kenyataan. Secara tidak langsung seperti itu. Padahal ya, bila minggu depan kita ada tugas untuk menyelesaikan tugas makalah Sejarah dan menginginkan nilai yang bagus, maka pasti kita punya target untuk mencari buku-buku pelengkap yang berkaitan tentang pelajaran tersebut, atau bahkan searching di  internet. Itu hanya contoh simplenya.

                Contoh pertanyaan tadi masih menyangkut tentang keinginan diri yang diinginkan dalam jangka waktu minggu depan.  Sekarang ganti pertanyaan “Cita-citamu mau jadi apa?”, apakah kalian masih tetap akan menjawab “Lihat nanti saja deh” ? Jika seorang anak TK, seorang anak SMP dan anak SMA dihadapkan dengan pertanyaan yang sama seperti itu, maka saya pikir cara menjawab anak TK pasti akan lebih tangkas. Mengapa begitu?? Iyaaa, karena mereka melihat betapa indahnya menjadi karakter impian mereka dengan pikiran polosnya.  Dan semakin tinggi tingkat pendidikan, dia akan lebih sulit untuk mengatakan cita-citanya. Karena dengan bertambahnya ilmu dan memori dalam otak, semakin banyak nalar dan pertimbangan dalam pola berpikir sebelum mengeluarkannya menjadi sebuah perkataan atau tindakan. Saya mengerti raut-raut kebingungan itu.
                “Aku ingin hidup senang”, “Aku ingin kaya”, “Aku ingin jadi orag berguna nagi nusa, bangsa, serta agama”, “aku ingin jadi orang sukses”.
Inilah jawaban-jawaban yang seringkali terdengar di telinga saya. Bagaimana dengan jawaban tersebut menurut pernyataan anda sendiri? iya saya juga setuju dengan keinginan mulia seperti demikian. Tapi, keinginan standart semacam diatas tidak akan efektif, karena hal itu terlalu abstrak dan tidak jelas, sehingga untuk mencapainya pun saya rasa akan sulit karena kita tidak pernah tahu tolak ukurnya seperti apa.
                Dan selama keinginan belum spesifik untuk diri kalian masing-masing, untuk mencapainya juga sulit, karena tidak ada standart-nya. Ibaratnya sih, seperti lomba lari maraton tapi tidak dtentukan garis finish-nya. Kan bisa pusing sendiri lari-lari tanpa ada ujungnya, susah pula untuk menentukan siapa yang menjadi juaranya.

4 komentar:

Inezia Amanda Says:
14 Februari 2011 pukul 04.12

ini bener banget :) yap i like it :D

Let`s Dreaming Says:
14 Februari 2011 pukul 04.28

ya pasti bner..
trims dah like... :D

yolanda diego Says:
15 Februari 2011 pukul 00.45

terima kasih. saya akan plan apa mahu buat next week!

Let`s Dreaming Says:
15 Februari 2011 pukul 01.03

sama-sama..

Posting Komentar